Sabtu, 13 Februari 2016

Rasulullah SAW: Ikutilah Dua Orang Setelahku

Oleh Yusuf Adzkia

Siapa yang tidak kenal dengan dua sahabat Rasululullah SAW ini. Dua manusia yang digelari oleh Nabi Muhammad, sebagai Ash Shodiq dan Al Faruq, sahabat mulia dari kaum Muhajirin. Dua sahabat yang menjadi Khulafaurrasyidin sepeninggalnya, satu yang bergelar Khalifah Rasulallah dan  Amirul Mukminin sesudahnya. Satu dari mereka merupakan lelaki yang jujur dan paling dicintai oleh Nabi Muhammad SAW, juga mertua baginya dan satunya lagi adalah seorang yang pernah Rasulullah sendiri berdo’a kepadaNya agar islam dikuatkan oleh satu diantara dua umar (umar bin khatab atau amr bin hisyam), lalu Allah SWT lebih memilih umar bin khatab dari pada Amr bin Hisyam (Abu Jahal). Benar sekali, mereka adalah Abu Bakar Ash Shodiq dan Umar Ibnu Al Khatab.

Pernah dalam suatu peristiwa disaat turunnya perintah Hijrah melalui wahyu Allah yang disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, seorang dari mereka telah menemani perjalanan hijrahnya Rasulullah SAW sampai setibanya di kota Madinah (Yastrib: nama kota lama), beliau adalah Abu Bakar ra. Sampai pada waktu peristirahatan, mereka  bermalam di Gua Hira untuk berlindung dan bersembunyi dari serangan musuh kaum kafir Quraisy dahulunya. Namun lain halnya pengakuan dari sepenggal kisah pendek yang dituturkan oleh sepengetahuan Ali ibnu Tholib tentang hijrahnya seorang sahabat Rasulullah yang secara terang-terangan dihadapan kaum Quraisy dulunya. Di dalam kisahnya, Ali ra menyampaikan bahwa sahabat Nabi SAW ini telah menghunus pedangnya, mengeratkan busurnya, menggenggam beberapa anak panah, dan meruncingkan tombaknya, lalu ia berjalan menuju Ka’bah dan melakukan thawaf sebanyak tujuh kali, lalu ia berdiri dan menemui setiap kerumunan Quraisy satu demi satu, seraya berkata,”Wajah-wajah yang buruk!, Allah hanya akan merendahkan wajah-wajah yang kehausan ini!, Barangsiapa yang ingin ibunya meratapinya, anaknya menjadi yatim dan istrinya menjadi janda, hendaklah menemuiku diluar lembah ini”. Namun tak seorangpun yang berani menemuinya melainkan orang-orang yang lemah yang kemudian diajari dan diarahkan olehnya.

Tahukah anda sebelumnya?, mereka adalah para sahabat yang mendapat didikan langsung dari Rasulullah SAW yaitu Abu Bakar Ash Shidiq ra , seorang manusia paling utama setelah Rasulullah SAW dan Umar ibnu Al Khatab ra.

Maka sudah seyogyanya kita mengetahui, jika seandainya kaum muslimin mematuhi Abu Bakar dan Umar ibnu Khattab, maka sesungguhnya merekalah yang mendapatkan petunjuk. Tentang kebenaran kekhalifahan Abu Bakar adalah sebuah rekomendasi langsung dari Rasulullah SAW terhadap keimanan Abu Bakar ra dan Umar ibnu Khatab di dalam sebuah forum yang mereka berdua memang tak menghadirinya. Sungguh sebaik-baik umat setelah setelah NabiNya adalah Abu Bakar dan setelah itu adalah Umar Ibnu Khatab.

Pernah suatu ketika Rasulullah sakit, beliau meminta orang-orang kepada Abu Bakar untuk mengimami shalat jama’ah, setelah itu Abu Bakar datang, ia segera menjalankan perintah Rasulullah SAW, mengimami jamaah shalat isya’ pada hari tersebut, dan hal itu terus berlanjut hingga Abu Bakar mengimami 17 kali shalat jamaah saat Nabi SAW masih hidup. Hingga suatu hari (2 hari sebelum Nabi wafat), para sahabat dan kaum muslimin sangat gembira  melihat kehadiran Nabi SAW, ketika Abu Bakar akan beranjak mundur, beliau mengisyaratkan agar ia tetap di tempatnya. Nabi SAW duduk di samping kiri Abu Bakar dan mulai shalat, Abu Bakar mengikuti shalat beliau dengan mengeraskan bacaan takbir-takbirnya, sehingga bisa diikuti oleh para jamaah lainnya. Pernah juga dalam suatu kisah bahwa Nabi Saw memerintahkan Abu Bakar untuk menggantikan dirinya melakukan manasik haji sebelum beliau berhaji.

Sedang keutamaan Umar ibnu Khatab semasa hidupnya, Nabi telah mendo’akannya agar kokohnya islam dengan Umar. Namun disisi lain Umar ra jugalah yang telah mengusulkan agar Abu Bakar menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah SAW dan Umar ra adalah orang yang pertama membai’at Abu Bakar ra.

Maka hadits yang menyatakan bahwa dari sepeninggal Rasulullah SAW, yang diriwayatakan oleh Ibnu Mas’ud , Hudzaifah  dan Anas bin Malik secara marfu’: “Ikutilah dua orang sepeninggalku, yakni Abu Bakar dan Umar” (HR. Tirmidzi (3662, 3805); Hakim (III/75, 76), dan lainnya).

Abu Bakar ra adalah karib Rasulullah SAW, teman akrab, dan menjadi orang kepercayaan. Ia adalah orang yang pertama mula-mula masuk islam, paling tulus keimanannya, paling besar keyakinannya kepada Allah, paling takut kepadaNya, dan paling royal mengorbankan harta kekayaan demi membela agama Allah, Tingkah laku maupun perawakan tubuh hampir mirip Rasulullah, Ia membenarkan RasulNya disaat yang lain mendustakannya, oleh karena ia diberi gelar Ash Shodiqi. Sedang Umar ibnu Khatab adalah orang yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah. Ia adalah orang yang mula-mula dakwah secara terang-terangan agar ia bisa merasakan bagaimana penderitaan kaum muslimini sebelum hijrahnya Rasul. Ia jugalah yang digelari Al Furqon karena mampu membedakan mana yang Haq dan mana yang Bathil. Ia adalah sebaik-baik manusia yang dijadikan Allah SWT kebenaran yang berada di lisan dan di hatinya.

Sungguh tak diragukan lagi kenapa Rasulullah menyuruh kita meneladani para sahabat dari sepeninggalnya, itu disebabkan yang tak lain adalah mereka berdua (sesuai hadits) memiliki banyak keutamaan dalam hal keislaman, mereka dan para sahabat Rasulullah sesudah mereka, yang dimulai dengan pengorbanan harta, jiwa, keluarga dan masa depan hanya demi tegak dan berkembangnya islam sampai saat seperti yang kita rasakan ini, begitu terasa nikmat islam kita sekarang. Maka dari itu pelajarilah kembali shirah Nabawiyah dan para sahabatnya dan ambillah hikmah maupun pelajaran sebagai catatan penting dalam keislaman mereka, semoga Allah memberkahi setiap kisah shirah yang kita baca.

Sumber:
Ridha, Muhammad. 2013. Abu Bakar Ash-Shidiq. Al Qowwam

Ridha, Muhammad. 2013. Umar Bin Khatab. Al Qowwam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar